Contoh Kalimat Langsung vs Tidak Langsung Serta Perbedaannya

Contoh Kalimat Langsung vs Tidak Langsung Serta Perbedaannya

Contoh Kalimat Langsung vs Tidak Langsung Serta Perbedaannya – Dalam karya sastra, terutama dalam genre fiksi, penggunaan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung sangat lazim ditemukan untuk menyampaikan dialog antar karakter. Jika Anda sering membaca novel, cerita pendek, atau dongeng, Anda pasti sudah familiar dengan jenis-jenis kalimat ini.

Baca Juga:

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kalimat langsung? Mari kita bahas secara mendetail termasuk contoh kalimat langsung dan tidak langsung agar mudah untuk dipahami.

Apa Itu Kalimat Langsung?

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara langsung menyampaikan perkataan atau pernyataan seseorang tanpa melalui perantara dan tanpa mengubah pesan yang disampaikan. Dengan kata lain, kalimat tersebut ditulis persis seperti yang diucapkan oleh sumbernya, tanpa ada modifikasi atau penambahan kata sedikit pun.

Pada teks, kalimat langsung ditandai dengan penggunaan tanda petik (“…”). Misalnya:

“Selesaikan laporan ini sekarang!” perintah atasannya. “Besok akan didiskusikan dalam rapat dengan investor.”

Kalimat langsung ini bisa berbentuk kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat berita yang mengandung informasi tentang suatu peristiwa atau kejadian. Dalam menyampaikan kalimat langsung, penting untuk menirukan, mengutip, atau mengulang kembali ujaran dari sumber asli dengan nada atau intonasi yang sama seperti yang digunakan oleh sumber informasi tersebut.

Ciri-ciri

Untuk membedakan antara kalimat langsung dan kalimat tidak langsung, penting untuk memahami ciri-ciri dan cara penulisan kalimat langsung. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri yang ada pada kalimat langsung:

  1. Penggunaan Tanda Petik Dua (“…”) – Tanda petik dua digunakan di awal dan akhir kalimat.
    • Contoh:
      • Nurul bertanya, “Kapan mereka datang?”
      • Ibu itu menasihati anaknya, “Jaga diri baik-baik, Nak!”
      • “Besok siang mereka akan berangkat,” katanya.
  2. Penggunaan Huruf Kapital di Awal Kalimat

    Contoh:
    “Wati akan pulang nanti malam,” Ria memberi kabar.

    Nanda berkata, “Saya mungkin tidak akan pulang malam ini. Nanti saya beri kabar lagi.”

    Jika dalam satu kalimat terdapat dua atau lebih kutipan, huruf kapital hanya digunakan pada awal kalimat pertama. Huruf pertama pada kalimat kedua tetap kecil, kecuali jika kata pertama adalah nama atau sapaan.

    Contoh:
    “Ayo berangkat sekarang!” teriak Tedy, “nanti keretanya keburu berangkat.”
    “Akhirnya ketemu!” teriak Nindi dari bawah, “Riri, HP-nya sudah ketemu!” lanjut Nindi
  3. Akhiran Petikan di Depan Label Dialog – Jika petikan terletak di depan label dialog, maka gunakan tanda koma, tanda tanya, atau tanda seru.

    Contoh:

    “Kakak pulang,” kata Farhan.
    “Ayah sudah pulang?” tanya Farhan.
    “Abi pulang!” seru Farhan.

    Jika petikan berada di belakang label dialog, maka sisipkan koma sebelum petikan dan gunakan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru sebelum tanda petik penutup.

    Contoh:

    Farhan berkata, “Kakak pulang.”
    Farhan bertanya, “Ayah sudah pulang?”
    Farhan berseru, “Abi pulang!”
  4. Kalimat langsung yang menggunakan tanda petik harus dipisahkan dari kalimat pengiringnya dengan tanda baca koma (,). Tanda koma ini ditempatkan di antara kalimat pengiring dan kalimat yang dikutip. Berikut adalah struktur umumnya:

    [Kalimat pengiring] (,) [Kalimat yang dikutip]

    Sebagai contoh: Ani berkata, “Hidupkan AC-nya supaya tidak panas!”
  5. Gunakan tanda baca titik dua (:) dalam kalimat langsung yang berbentuk dialog. Berikut adalah contoh penerapannya:

    Sifa: “Salsa, setelah pulang sekolah kita bermain yuk.”
    Salsa: “Wah, saya tidak bisa kalau hari ini.”
    Sifa: “Hemm, kenapa tidak bisa?”
    Salsa: “Saya sudah janji mau bermain bersama Ovi ke taman bermain”
  6. Kutipan kalimat langsung perlu dibaca dengan penekanan intonasi yang tepat. Struktur kalimat langsung terdiri dari dua bagian: kalimat pengiring dan kalimat kutipan. Pada bagian kalimat kutipan, intonasi harus lebih tinggi daripada di kalimat pengiring. Contohnya:

    Ayah berteriak, “Sifa, ayo cepat pulang!”

    Intonasi pada frasa “ayo cepat pulang!” harus lebih tinggi. Penekanan intonasi ini bertujuan untuk menekankan bahwa inti pesan yang ingin disampaikan terdapat di kalimat kutipan, sehingga lebih mudah diingat oleh pendengar.

Struktur

Struktur penulisan kalimat langsung dapat dibagi menjadi dua bagian utama:

  1. Format pertama yaitu menempatkan pernyataan yang diucapkan di awal kalimat, diikuti oleh kata kerja yang diawali dengan huruf kecil dan diakhiri dengan subjek. Polanya adalah sebagai berikut:

    “[Ungkapan atau pernyataan yang diucapkan oleh subjek],” [kata kerja diawali dengan huruf kecil [subjek].

    Contoh:

    “Minggu lalu Arif mengerjakan tugas kelompok bahasa Inggris,” kata Fikri.
  2. Format kedua menempatkan subjek dan kata kerja di awal kalimat, diikuti oleh pernyataan yang diucapkan yang diawali dengan huruf kapital.

    Polanya adalah sebagai berikut:

    [Subjek] [kata kerja], “[ungkapan atau pernyataan yang diucapkan oleh subjek diawali huruf kapital] [tanda baca].”

    Contoh:

    Fikri berkata, “Minggu lalu Andi mengerjakan tugas kelompok bahasa Inggris.”

Contoh Kalimat Langsung

Berikut adalah 10 contoh kalimat langsung yang mungkin bisa dijadikan rujukan dalam percakapan sehari-hari.

  1. “Kapan kamu akan datang ke rumah?” tanya Ibu dengan nada penuh harap.
  2. “Hari ini aku berhasil mendapatkan nilai A untuk matematika!” seru Andi dengan gembira.
  3. “Apakah kamu sudah selesai mengerjakan tugasnya?” tanya guru kepada Sari dengan nada menekan.
  4. “Kita akan pergi ke pantai akhir pekan ini, mau ikut?” ajak Budi kepada teman-temannya dengan antusias.
  5. “Saya tidak yakin ini adalah keputusan yang tepat,” ucap Rina dengan ragu.
  6. Rina berkata, “Saya pikir kita perlu membahas lagi topik ini besok.”
  7. Pak Guru bertanya, “Siapa yang bisa menjelaskan jawaban dari soal nomor lima?”
  8. Rendi bertanya, “Kapan kamu mulai bekerja di sana?”
  9. Ibu memerintahkan, “Pergi ke toko dan beli susu sekarang juga!”
  10. Joko berseru gembira, “Ya! Akhirnya kita menang juga!”

Apa Itu Kalimat Tidak Langsung?

Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang digunakan untuk melaporkan kembali ucapan seseorang tanpa mengutip sepenuhnya kata-kata asli yang diucapkan. Dalam kalimat tidak langsung, ucapan tersebut disampaikan dalam bentuk kalimat berita. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kalimat tidak langsung termasuk dalam jenis kalimat berita, yang menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan informasi dari sumber lain, kemudian diubah susunan kata-katanya oleh yang menyampaikan atau penutur.

Ciri-ciri

Kalimat tidak langsung memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari jenis kalimat lainnya, terutama kalimat langsung. Berikut adalah penjelasan mengenai ciri-ciri kalimat tidak langsung:

  • Intonasi Mendatar dan Menurun pada Akhir Kalimat – Kalimat tidak langsung termasuk dalam kategori kalimat berita, sehingga dibaca dengan intonasi yang menyerupai pembacaan berita biasa. Semua bagian kalimat dianggap setara, sehingga tidak ada frasa yang harus diucapkan dengan penekanan lebih.
  • Tidak Menggunakan Tanda Baca Petik Dua (“…”)
    Contoh:
    • Rina memberitahu bahwa dia akan mengunjungi pameran seni akhir pekan ini.
    • Ibu berkata bahwa dia dan ayah akan pergi berlibur bulan depan.
  • Perubahan Kata Ganti Orang pada Bagian Kalimat yang Dikutip

    aKata Ganti Orang Pertama Diubah Menjadi Orang Ketiga

    “Saya” diganti menjadi “dia” atau nama orang ketiga.
    “Aku” diganti menjadi “dia” atau nama orang ketiga.
    “Kami” diganti menjadi “mereka” atau nama orang ketiga.

    bKata Ganti Orang Kedua Diubah Menjadi Pertama

    Kamu” diganti menjadi “saya”.

    c. Kata Ganti Orang Kedua Jamak Diubah Menjadi ‘Kami’ atau ‘Mereka’, disesuaikan dengan konteks

    “Kalian” diganti menjadi “kami”.
    “Kita” diganti menjadi “kami”.
  • Menggunakan Konjungsi atau Kata Penghubung

    Kalimat tidak langsung sering menggunakan kata penghubung seperti “bahwa,” “supaya,” “sebab,” “agar,” “untuk,” dan lainnya.

    Contoh:
    • Pak Rahmat meminta kita supaya mengerjakan soal yang di buku halaman 10 lalu dikumpulkan ke ruangannya saat jam pulang.
    • Ibu meminta adik mengerjakan pekerjaan rumahnya supaya tidak tertinggal pelajaran di sekolah.

Struktur

Penulisan kalimat tidak langsung memiliki struktur yang sederhana sehingg mudah untuk dibuat. Formatnya adalah sebagai berikut: [subjek] – [predikat] – [kata penghubung] – [pernyataan yang diucapkan oleh subjek].

Contoh penerapannya:

Ibu meminta Rani mematikan lampu agar listrik yang digunakan bisa lebih hemat.

Contoh Kalimat Tidak Langsung

Berikut adalah beberapa contoh kalimat tidak langsung baik menggunakan kata penghubungi (konjungsi) dan tanpa kata penghubung

  1. Rina mengatakan bahwa dia akan datang besok.
  2. Ibu memintaku agar aku belajar lebih giat lagi.
  3. Dokter menyarankan supaya Andi istirahat total selama seminggu.
  4. Guru menyampaikan bahwa ujian akan diundur minggu depan.
  5. Ayah berpesan supaya aku membawa payung jika keluar rumah.
  6. Tomi berpikir ia perlu belajar lebih keras lagi.
  7. Rina mengatakan dia sudah makan siang.
  8. Ibu menyampaikan beliau akan datang besok.
  9. Maria berkata dia tidak bisa ikut karena ada acara keluarga.
  10. Lisa mengaku dia yang memecahkan vas bunga itu.