Survei Lingkungan Belajar: Pengertian dan 7 Hal Wajib Diketahui

Survei Lingkungan Belajar - ilustrasi

Pada tahun 2021, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah melakukan perubahan penting dalam sistem pendidikan Indonesia dengan menggantikan Ujian Nasional (Baca Memahami Kekurangan dan Kelebihan Penghapusan Ujian Nasional) menjadi Assesmen Nasional (Baca Asesmen Nasional: Pengertian, Tujuan dan Instrumennya). Assesmen Nasional atau AN ini dirancang dengan tiga komponen utama yaitu Asesmen Kompetensi Minimum, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Ketiga komponen tersebut, meski memiliki fungsi yang berbeda, saling terkait untuk mencapai satu tujuan.

Baca juga AKM Adalah: Pengertian, Tujuan dan Bentuk Soal AKM

Dalam artikel berikut ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai salah satu komponen di atas, yaitu Survei Lingkungan Belajar. Survei lingkungan belajar adalah studi sistematis yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang lingkungan belajar tertentu.

Untuk memahami lebih lanjut, survei lingkungan belajar adalah bagian integral dari Asesmen Nasional. Asesmen Nasional sendiri terdiri dari tiga elemen utama, yakni Asesmen Kompetensi Minimum, Survei Karakter, dan tentu saja, Survei Lingkungan Belajar. Konsep ini memastikan bahwa penilaian pendidikan tidak hanya berfokus pada kompetensi akademik, tetapi juga pada karakter dan lingkungan belajar siswa.

Dalam konteks ini, ada tujuh poin penting yang harus Anda pahami tentang survei lingkungan belajar, yang akan kita ulas satu persatu dalam bagian berikut ini:

1. Memahami Konsep Survei Lingkungan Belajar (SLB)

      Untuk memahami konsep survei lingkungan belajar (SLB), kita harus terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan ‘lingkungan belajar’. Dalam konteks pendidikan, lingkungan belajar merujuk kepada latar belakang atau tempat di mana proses pendidikan berlangsung, baik dalam setting formal, seperti sekolah, atau melalui metode informal. Konsep ini digagas oleh La Sulo, seperti yang dikutip oleh Tri Minarni pada tahun 2006.

      Lebih lanjut, Dewantoro (seperti dikutip oleh Watoyo pada 2008) mengemukakan bahwa lingkungan belajar mencakup tiga aspek: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini dikenal sebagai ‘tripusat lingkungan’, dan memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap manusia.

      Dengan demikian, survei lingkungan belajar dapat didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang mendukungnya. Namun, pertanyaan dalam survei tersebut akan ditargetkan sesuai dengan perspektif respondennya.

      2. Klasifikasi Lingkungan Belajar

        Menurut penelitian oleh Muhibbin Syah pada tahun 2011, lingkungan belajar dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

        • Lingkungan Sosial: Ini mencakup lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial siswa, dan lingkungan keluarga siswa.
        • Lingkungan Non Sosial: Ini mencakup gedung sekolah dan lokasinya, rumah siswa, alat belajar, keadaan cuaca, pencahayaan, dan waktu belajar.

        3. Tujuan dari Survei Lingkungan Belajar (SLB)

        Survei Lingkungan Belajar atau yang dikenal dengan singkatan SLB dalam Assesmen Nasional (AN) adalah sebuah inisiatif yang dirancang untuk menilai kualitas proses belajar mengajar dan suasana pendukung pembelajaran di lingkungan sekolah. SLB dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang iklim belajar dan kondisi satuan pendidikan yang ada.

        4. Aspek yang Ditinjau dalam Survei Lingkungan Belajar (SLB)

        Survei Lingkungan Belajar mencakup lima aspek penting yang diukur dan diobservasi. Aspek-aspek tersebut adalah:

          • Iklim keamanan sekolah, mencakup keamanan dan kesejahteraan siswa, sikap dan keyakinan guru, serta kebijakan dan program sekolah.
          • Iklim kebhinekaan sekolah, yang berfokus pada praktik multikultural di kelas, sikap dan keyakinan guru atau kepala sekolah, dan kebijakan serta program sekolah.
          • Indeks sosial ekonomi, yang mencakup pendidikan orang tua, profesi orang tua, dan fasilitas belajar yang tersedia di rumah.
          • Kualitas pembelajaran, meliputi manajemen kelas, dukungan afektif, dan aktivasi kognitif.
          • Pengembangan guru, yang melibatkan refleksi dan perbaikan pembelajaran, serta dukungan untuk refleksi guru.

          5. Pelaksanaan Survei Lingkungan Belajar (SLB)

          SLB dilaksanakan dengan fleksibilitas tinggi bagi kepala sekolah dan guru, dengan alokasi waktu selama dua minggu. Kepala sekolah dan guru diharapkan untuk menyelesaikan kuesioner survei ini secara daring tanpa pengawasan.

          6. Konsep Tes Survei Lingkungan Belajar (SLB)

          Tes survei lingkungan belajar ini melibatkan siswa dan guru untuk mengumpulkan informasi mengenai input, proses, dan lingkungan belajar. Pertanyaan dalam survei ini akan berbeda antara guru dan siswa, dengan tujuan untuk menggali informasi tentang kualitas proses belajar mengajar dan sarana pendukungnya.

            Survei Lingkungan Belajar mungkin terasa baru bagi Indonesia, namun sebenarnya sudah lama diterapkan di beberapa negara lain dalam sistem pendidikannya, seperti di Australia.

            7. Proses Survei Lingkungan Belajar (SLB)

              Survei Lingkungan Belajar merupakan bagian integral dari Asesmen Nasional. Tujuan utamanya adalah untuk mengukur dan menganalisis kualitas lingkungan belajar dari tiga aspek penting: sekolah, guru, dan orangtua. Berikut adalah detil dari setiap aspek tersebut:

              • Penilaian terhadap Kebijakan Sekolah. Pada bagian ini, survei difokuskan untuk mengetahui sejauh mana sekolah menerapkan kebijakan yang memperhatikan keamanan lingkungan sekolah, kualitas program kerja atau kurikulum yang ditawarkan, serta sistem supervisi terhadap guru-gurunya.
              • Penilaian terhadap Kompetensi Guru. Survei akan membahas tentang kualitas pengelolaan kelas oleh guru, bagaimana guru mendukung pembelajaran kognitif siswa, dan sejauh mana guru mendampingi perkembangan afektif siswa.
              • Penilaian terhadap Kondisi Orangtua. Pada bagian ini, survei akan mengungkap tingkat pendidikan terakhir orangtua, pekerjaan mereka, dan sejauh mana ketersediaan fasilitas belajar di rumah yang bisa mendukung proses belajar anak.

              Setiap aspek ini penting untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan lingkungan belajar yang optimal bagi siswa.